Sabtu, 12 Mei 2012

Ciri-ciri Konsumen Indonesia



Perilaku konsumen adalah aktivitas seseorang ketika berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian.

Pada kesempatan kali ini saya akan membahas beberapa perilaku konsumen yang sebenarnya harus diperhatikan agar kita sebagai konsumen tau betul kegunaan suatu barang atau jasa yang kita butuhkan agar tidak menjadi sia-sia, berikut adalah cirri-cirinya.

Menurut Handi Irawan perilaku konsumen di Indonesia dibagi menjadi 10 ciri, yaitu:



1. Berpikir jangka pendek (short term perspective), ternyata sebagian besar konsumen Indonesia hanya berpikir jangka pendek dan sulit untuk diajak berpikir jangka panjang, salah satu cirinya adalah dengan mencari kebutuhan yang diperlukan serba instan.




2. Tidak terencana (dominated by unplanned behavior). Hal ini tercermin pada kebiasaan impulse buying, yaitu membeli produk yang kelihatannya menarik (tanpa perencanaan sebelumnya).







3. Suka berkumpul. Masyarakat Indonesia mempunyai kebiasaan suka berkumpul (sosialisasi). Salah satu indikator terkini adalah situs social networking seperti Facebook dan Twitter sangat diminati dan digunakan secara luas di Indonesia.











4. Gagap teknologi (not adaptive to high technology). Sebagian besar konsumen Indonesia tidak begitu menguasai teknologi tinggi. Kebanyakan konsumen Indonesia memaksa membeli barang hanya untuk gengsi semata tidak peduli baha mereka hanya bisa menikmati sebatas fitur yang umum digunakan kebanyakan pengguna. 





5. Berorientasi pada konteks (context, not content oriented). Konsumen kita cenderung menilai dan memilih sesuatu dari tampilan luarnya. Dengan begitu,konteks-konteks yang meliputi suatu hal justru lebih menarik ketimbang hal itu sendiri. contohnya bisa kita ambil dari makanan disamping kebanyakan anak-anak muda jaman sekarang lebih senang nongkrong kumpul-kumpul disalah satu restoran fast food yang menyediakan menu makanan barat dibanding makanan khas indonesia. ini terjadi karena penyajian menu makanan yang lebih menarik serta fasilitas tempat yang lebih terlihat keren apabila makan direstoran tersebut padahaal dari efek yang diberikan makanan tersebut jelas sudah diketahui tidak baik. 



6. Suka buatan Luar Negeri (receptive to COO effect). Sebagian konsumen Indonesia juga lebih menyukai produk luar negeri daripada produk dalam negeri, karena menurut konsumen kualitasnya luar negeri lebih bagus dibanding produk di indonesia. Sebetulnya anggapan seperti itu tidak semua benar, kebanyakan orang indonesia membeli produk luar hanya untuk terlihat lebih keren karena produk luar negeri harganya lebih mahal. Hal ini sama saja seperti ciri yang kelima yaitu penampilan luar lebih penting dimata konsumen.

7. Beragama(religious). Konsumen Indonesia sangat peduli terhadap isu agama. Inilah salah satu karakter khas konsumen Indonesia yang percaya pada ajaran agamanya. Konsumen akan lebih percaya jika perkataan itu dikemukakan oleh seorang tokoh agama, ulama atau pendeta. Konsumen juga suka dengan produk yang mengusung simbol-simbol. 


8. Gengsi (putting prestige as important motive). Konsumen Indonesia amat getol dengan gengsi. Banyak yang ingin cepat naik “status” walau belum waktunya. Saking pentingnya urusan gengsi ini, mobil-mobil mewah pun tetap laris
terjual di negeri kita pada saat krisis ekonomi sekalipun. Menurut Handi Irawan D, ada tiga budaya yang menyebabkan
gengsi. Konsumen Indonesia suka bersosialisasi sehingga mendorong orang untuk pamer. Budaya feodal yang masih
melekat sehingga menciptakan kelas-kelas sosial dan akhirnya terjadi “pemberontakan” untuk cepat naik kelas. 
Masyarakat kita mengukur kesuksesan dengn materi dan jabatan sehingga mendorong untuk saling pamer.




9. Budaya lokal (strong in subculture). Sekalipun konsumen Indonesia gengsi dan menyukai produk luar negeri, namun unsur fanatisme kedaerahan-nya ternyata cukup tinggi. Ini bukan berarti bertentangan dengan hukum perilaku yang lain.



10. Kurang peduli lingkungan (low consciousness towards environment). Salah satu karakter konsumen Indonesia yang unik adalah kekurangpedulian mereka terhadap isu lingkungan. Tetapi jika melihat prospek kedepan kepedulian konsumen terhadap lingkungan akan semakin meningkat, terutama mereka yang *tinggal di perkotaan begitu pula dengan kalangan menengah atas relatif lebih mudah paham dengan isu lingkungan. Lagi pula mereka pun memiliki daya beli terhadap harga premium sehingga akan lebih mudah memasarkan produk dengan tema ramah lingkungan terhadap mereka.

Sekiranya cukup sekian perilaku konsumen yang dapat saya berikan cirinya.
Kesimpulan yang dapat diambil dari artikel yang saya buat ini adalah sebaiknya sebagai konsumen kita harus benar-benar tahu mana produk yang bermanfaat untuk kita dan kita harus memperhatikan apa produk tersebut benar-benar bermanfaat, bukan mementikan gengsi dan hanya untuk sekedar gaya-gayaan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar