Jumat, 12 April 2013

Bahasa Indonesia "PERANCANGAN SISTEM INFORMASI REKAM MEDIS PASIEN ELEKTRONIK TERPUSAT (STUDI KASUS: KOTA MADYA DENPASAR)"

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Seiring dengan berkembangnya teknologi dan komunikasi (TIK) yang telah berpengaruh besar bagi perubahan pada semua bidang, termasuk bidang kesehatan khususnya pada proses rekam medis yang disebut rekam medis elektronik. Masalah sering muncul apabila sistem informasi rekam medis belum terintegrasi adalah tidak adanya keterkaitan antara masing-masing penyedia layanan kesehatan dalam hal informasi pada rekam medis. Padahal pasien bisa saja melakukan pemeriksaan kesehatan pada penyedia layanan kesehata di tempat penyedian layanan kesehatan yang berbeda-beda pada suatu waktu tertentu. Jika tidak ada keterkaitan antara masing-masing penyedia jasa layanan kesehatan, pemeriksaan yang sama akan terjadi berulang-ulang. Padahal data rekam medis sebelumnya sangat berguna pada pemeriksaan selanjutnya. Hal ini sangat membantu untuk mengurangi kemungkinan keslahan dalam mendiagnosa.
Permasalahan yang juga sering muncul yaitu pada keluhan pasien yang menunjukan setiap mereka memasuki penyedia layanan kesehatan mengatakan bahwa mereka menjawab pertanyaan yang sama pada setiap kunjungan atau diagnosa. Pasien mengeluhkan pertanyaan yang diberikan oleh dokter pada saat diagnosa hamper sama. Misalnya seorang pasien yang mendapat rujukan dari suatu rumah sakit kerumah sakit yang memiliki fasilitas yang lebih memadai, sebelumnya dirumah sakit asal pasien telah didiagnosa keluhan dan penyakit yang diderita, namun dirumah sakit tujuan rujukan pasien mendapatkan diagnosa ulang dari awal lagi. Hal ini menyebabkan penumpukan data yang sama tentang diagnosa dan rekem medis yang berulang-ulang.
Dalam beberapa permasalahan diatas perlu dirancang suatu sistem rekam medis elektronik terpusat yang menampung rekam medis seorang pasien dalam dalam suatu basis data yang terpusat. Penyimpanan secara terpusat (sentralisasi) yang dimaksud disini adalah keadaan dimana rekam medis rawat jalan dan rawat inap tersimpan dalam satu berkas dan dalam satu basis data penyimpanan. Maka dengan permasalahan tersebut penulisan ini mengambil judul "PERANCANGAN SISTEM INFORMASI REKAM MEDIS PASIEN ELEKTRONIK TERPUSAT (STUDI KASUS: KOTA MADYA DENPASAR).


1.2  Batasan Masalah
Sesuai dengan latar belakang diatas dan mengingat banyaknya rumah sakit yang ada di Indonesia, sehingga tulisan ini dibatasi hanya menyediakan informasi rekam medis pasien yang terpusat khusus kota Denpasar.

1.3  Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari tulisan ini adalah untuk membuat perancangan sistem yang dapat menyediakan informasi rekam medis pasien disetiap rumah sakit khusus Kota Denpasar, agar pasien tidak perlu memberikan data secara berulang-ulang.

1.4  Metode Penulisan
Dalam pembuatan dan penyusunan penulisan ini digunakan metode observasi yaitu dengan pengumpulan data dari salah satu rumah sakit dan pengamatan terhadap rancangan yang akan dibuat.



BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Rekam Medis Elektroik
Rekam medis elektronik secara praktis dapat diartikan sebagai proses pemeliharaan informasi kesehatan secara elektronik mengenai status kesehatan dan perawatan kesehatan yang telah diberikan kepada pasien (Ardianto, 2004). Rekam medis elektronik adalah suatu alat yang memungkinkan pemakai terdaftar untuk  mengakses informasi tentang pasien dan alat penunjang keputusan klinik (Dewi, 2003). Rekam medis elektronik merupakan salah satu kemajuan dibidang teknologi informasi yang sangan bermanfaat bagi pelayanan kesehatan, baik rumah sakit maupun klinik kesehatan (Hariadi, 2004).

2.2 Perancangan Berorientasi Objek
Menurut Suhendar dan Gunadi beberapa konsep dasar dari dalam object oriented yaitu:
  1. Obyek dan kelas, Obyek yang kongkrit atau tidak adalah segala sesuatu disekitar kita.
  2. Abstraction, secara sederhana dikatakan filter property dan operasi obyek-obyek.
  3. Inheritance, Obyek adalah inheritance suatu kelas, maka obyek mempunyai semua karakteristik dari suatu kelas. Kelas dapat pula mewarisi sifat-sifat kelas lainnya.
  4. Polymorphism, yaitu suatu operasi dengan nama yang sama, tetapi jika dikenakan pada obyek yang berbeda akan mengakibatkan operasi yang berbeda.
  5. Encapsulation, yaitu menyembunyikan operasi-operasinya dari dunia luar dan dari obyek-obyek lain.
  6. Association, sebuah class dapat diasosiasikan dengan lebih dari satu kelas.
  7. Aggregation, Komputer adalag sebuah aggregation,       komputer terdiri dari sejumlah komponen-komponen yang berbeda menyusunnya.

2.3 Unfied Modeling Language
UML adalah buah pikiran dari Grady Booch, James Rumbugh, dan Ivar Jacobson. Mereka bekerja dalam organisasi yang terpisah antara tahun 80-an       sampai dengan awal 90-an. Mereka merencanakan sebuah teknologi untuk analisi dan desaign yang berorientasi obyek.
            Banyak perusahaan yang menyatakan bahwa UML akan melayani tujuan strategi mereka, sebuah konsorsium UML. Hewlet-Packard, Intellcorp, Microsoftt, Oracle, Texas Instruments, Rational dan yang lainnya. Konsorium menghasilkan versi 1.0 UML dan mengajukannya ke Object Management Group (OMG) dan permohonan OMG untuk diajukan sebagai bahasa modeling standart.
            Diagram-diagram UML yaitu antara lain : Class Diagram, Bussines Case Diagram, Use Case Diagram, Sequence Diagram, Collaboration Diagram, Statechart Diagram, Component Diagram, dan Deployment Diagram.

 2.4 Jaringan Terpusat
            Menurut Sharpey-Scafer dan Suleman ada banyak solusi teknis yang mungkin untuk menciptakan sebuah jaringan terpusat. Desain jaringan terpusat yang telah ada (exaiting) dan yang diusulkan (proposed) diambil dari berbagai bidang TI termasuk: aplikasi web, database terdistribusi, jaringan peer-to-peer, arsip digital, standar interoperabilitas, dan komputasi grid (computing grid). Perbedaan dalam pendekatan ini terbukti dalam beberapa sistem terbesar di dunia yang diusulkan, di Amerika Serikat, Inggris, dan Brasil.
            Amerika serikat telah memilih untuk mengimplementasikan model desentralisasi, dimana fasilitas memiliki akses ke gateway regional yang pada gilirannya memberikan akses ke daerah lain. Electronic Patien Record (EPR) disimpan difasilitas lokal dan dapat diminta oleh pihak remote. Inggris memiliki solusi terpusat yang memungkinkan fasilitas nasional untuk mengakses hubungan pusat dari catatan pasien. Brasil menggunakan pendekatan gabungan yaitu jaringan hierarki yang memiliki fasilitas passing data pasien sampai ke pusat-pusat regional yang kemudian data direplikasi ke server nasional. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut.




Gambar 1. Perbedaan Jaringan Terpusat Internasional

            Keuntungan utama dari solusi terpusat adalah kesederhanaan dan konsistensi pengolah data. Seperti data disatu lokasi, dan mungkin dalam satu format, ini yang memungkinkan analisis lebih cepat, data yang konsistensi dan kontrol akses yang lebih mudah. Namu ada beberapa resiko dalam menerapkan solusi yang terpusat seperi seluruh jaringan akan terpengaruh dengan kehandalan node pusat. Selanjutnya solusi terpusat dapat mengabaikan karakteristik lokal dan perbedaan kapasitas fasilitas lokal.
            Sebuah jaringan disentralisasi tidak memiliki tempat penyimpanan pusat dan memungkinkan fasilitas untuk menyimpan catatan dan berbagi jika ada permintaan. Disentralisasi jaringan dapat murni peer-to-peer jika semua pihak dalam jaringan yang sama dan mengikuti protocol yang sama untuk berinteraksi dengan semua node. Sebuah contoh yang baik dari ini adalah solusi yang diusulkan National Patient Record (NPR) di Amerika Serikat dimana fasilitas memiliki akses gateway regional yang pada gilirannya memberi akses ke daerah lain. Manfaar utama dari solusi disentralisasi adalah bahwa ia menghilangkan ketergantungan pada node tunggal. Jika bagian dari jaringan peer-to-peer gagal, node lainnya dapat terus berbagi data. Namun, koordinasi catatan yang konsisten diseluuh sistem disentralisasi memerlukan banyak upaya, dan mengumpulkan data menyeluruh yang konsisten dari sistem lebih kompleks daripada desain terpusat.
            Sebuah implementasi nasional dari catatan pasien, yang terkadang disebut  National Patient Record (NPR). Akan memungkinkan pemantauan pelayanan kesehatan diseluruh negeri, pemantauan penyakit pasien. Banyak Negara berkembang, termasuk Afrika Selatan, telah menyelidiki peluang untuk sistem NPR, dengan berbagai tingkat keberhasilan. Ini berlangsung disaat banyak Negara maju yang sudah berada ditahap implementasi sistem nasional. Contoh ini bertujuan untuk menganalisis kinerja jaringan terpusat di generik sekelompok kecil fasilitas kesehatan primer seperti yang biasanya ditemukan di Afrika Selatan. Solusi contoh melibatkan arsitektur yang memiliki server pusat yang menyimpan semua EPR untuk kesehatan kawasan. Fasilitas di daerah tersebut dapat meminta EPR pasien dengan mengingat bahwa beberapa proses identifikasi standar yang digunakan. Ini bukan solusi yang tidak biasa dan sesuai dengan model dari banyak upaya EPR berbasis web dimana host memungkinkan akses ke beberapa fasilitas, menyimpan catatan yang konsisten satu per pasien diseluruh kawasan kesehatan.



Gambar 2. Jaringan terpusat Didukung 6 Fasilitas Kesehatan


2.5 Metode Penelitian
Metode umum perancangan sistem yang dibangun adalah:
UML
            Desain sistem informasi ini dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman yang erat kaitannya dengan object oriented dan class. Untuk itu diperlukan suatu model perancangan yang mampu menangani masalah object oriented dan class. UML adala singkatan dari Unfied Modeling Language merupakan bahasa pemodelan untuk menerjemahkan sistem yang menerapkan object oriented.
            Menu Sholiq (2010:18) Notasi UML dibuat sebagai kolaborasi dari beberapa pakar. Para pakar tersebut telah menulis tengtang bagaimana mendapatkan persyaratan-persyaratan sistem dalam paket-paket transaksi yang disebut use case. UML menyediakan beberapa diagram visual yang menunjukan berbagai aspek dalam sistem.
            Dalam UML itu sendiri terdapat banyak diagram yang dapat menjelaskan sistem. Namun dalam laporan ini hanya delapan diagram saja yang digunakan yaitu : Class Diagram, Bussines Case Diagram, Use Case Diagram, Sequence Diagram, Collaboration Diagram, Statechart Diagram, Component Diagram, dan Deployment Diagram.
            Berikut adalah beberapa diagram UML yang digunakan pada Sistem Informasi Rekam Medis Pasien Elektronik Terpusat (Studi Kasus : Kota Madya Denpasar)

Gambar 3. Bussiness Use Case Diagram
Sistem Informasi Rekam Medis Pasien
Elektronik Terpusat


Gambar 4. Bussiness Use Case Diagram
Sistem Informasi Rumah Sakit


Gambar 5. Class Diagram

Gambar 6. Gambaran Umum Sistem

2.6 Hasil Uji Coba
            Pengujian desain sistem dilakukan dengan model pengujian Object Oriented Analysis And Desain (OOAD). Model analisis dan desain tidak dapat diuji dalam artian yang konvensional karena model ini tidak dapat dieksekusi, maka kajian teknis formal dapat digunakan untuk menguji kebenaran dan konsisten model analisis dan model desain. Salah satu metode yang ada dan digunakan dalam uji coba ini adalah scenario-base testing yaitu identifikasi skenario dari use cases dan menambahkannya dengan diagram interaksi yang menunjukan objek-objek yang terlibat dalam skenario. Uji coba scenario based testing ini, akan digunakan use case untuk menyimpat data pemeriksaan pasien .

Tabel 1. Tabel Use Case. Skenario dan Objek

Use Case
Skenario
Objek
Menyimpan Hasil Pemeriksaan Pasien
1.      User (Dokter atau Bagian Rekam Medis) memasukan kode pasien pada menu cari rem medis pasien
2.      User mengklik tombol cari
3.      Sistem akan menampilkan data rekam medi pasien yang berisi riwayat data pemeriksaan pasien
4.      User memilih tambah pemeriksaan baru
5.      User input hasil pemeriksaan pasien
6.      User input resep obat
7.      User klik simpan untuk menyimpan hasil pemeriksaan
8.      Sistem akan menyimpan hasil pemeriksaan pasien ke tabel pemeriksaan pasien dan tabel rekam medis pasien
9.      Sistem menampilkan pesan data telah disimpan
1.         Form Utama Untuk Dokter atau Bagan Rekam Medis
2.         Form Cari Rekam Medis pasien
3.         Form Pemeriksaan Pasien
4.         Form Resep Obat
5.         Tabel Pemeriksaan
6.         Tabel Rekam Medis Pasien
7.         Form Pesan





BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil uji coba desain sistem yang telah dilakukan, berikut adalah poin-poin kesimpulan dari pengerjaan, antara lain:
  1. Desain sistem informasi rekam medis psien elektronik terpusat dapat digunakan untuk membuat aplikasi yang dapat digunakan untuk menyimpan data rekam medis pasien yang melakukan pemeriksaan dirumah sakit-rumah sakit yang ada di Kota Madya Denpasar  secaraa terpusat pada database server.
  2. Desain sistem informasi berorientasi obejek menggunakan UML dapat memberikan berbagai sudut pandang terhadap sistem yang akan dibuat, dapat membuat model dengan menggunakan notasi-notasi yang tepat dan dapat memverifikasi bahwa model yang dibuat telah memenuhi syarat sistem.  
  3. Dengan menggunakan diagram-diagram grafis yang ada pada UML seperti Class Diagram, Bussines Case Diagram, Use Case Diagram, Sequence Diagram, Collaboration Diagram, Statechart Diagram, Component Diagram, dan Deployment Diagram dapat digunakan untuk memahami persoalan, Mengkomunikasikan dengan orang yang terlihat dalam proyek., memodelkan rumah sakit dan sistem, menyiapkan dokumentasi, merancang program, dan merancang database.

3.2  Saran
Penulisan ini hanya membuat rancangan desain sistem untuk sistem informasi rekam medis pasien elektronik terpusat, adapun keterkaitan dengan sistem informasi manajemen rumah sakit. Ada beberapa saran untuk penulisan ini, antara lain:
  1. Membuat rancangan bangun sistem informasi rekam medis elektronik terpusat, sehingga dapat diimplementasikan oleh pemerintah kota untuk melakukan centralisasi data rekam medis pasien
  2. Membuuat desain sistem informasi manajemen rumah sakit yang dapat menyesuai kan dengan desain integrasi sistem yang telah dibuat. Sistem manajemen tersebut antara lain : sistem pembayaran, sistem rawat inap, sistem rawat jalan, sistem unit gawat darurat, dan sistem pendukung laing yang bergabung dengan rumah sakit. Yang mana pada akhirnya bisa terbentuk sistem yang terintegrasi secara regional.


DAFTAR PUSTAKA
A. Suhendar. 2002. Visual Modeling Menggunakan UML dan Rational Rose. Informatika: Bandung.
Ardianto, Julyan. 2004. Electronic Medical Record Etic, Privacy, Security and Beyonce. Jurnal Keabsahan Teknologi Informasi (TI) Dalam Mendukung Manajemen Rumah Sakit, 9-23.
Quartrian, T. 1998. Visual Modeling With Rational Rose and UML. Sydney: Addison Wesly
Schafer. 2008. Evaluating Health Information System for Developing Countries Using Simulation www.IST-Africa.org/conference2008 diakses padatanggal 1 November 2009
Sholiq. 2009. Pemodelan Sistem Informasi Berorientasi Objek dengan UML. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Sholik. 2010. Analisis dan Perancangan Berorientasi Obyek. Bandung: Muara Indah.

Sumber : Makalah ini diambil dari Jurnal yang dibuat oleh I Made Swasta Adiputra, Teguh Susanto, Vivien Nurcahyawati.
            SI/ Jurusan Sistem Informasi, STMIK STIKOM Surabaya.